Kalau kamu suka musik punk rock, tentunya nama Tom DeLonge pasti nggak asing lagi di telingamu. Dia adalah sosok di balik riff gitar yang catchy, suara khas yang serak-serak basah, dan lirik yang relatable banget. Tapi tahukah kamu? Kariernya nggak cuma soal musik.
Tom adalah bukti hidup bahwa seseorang bisa terus berkembang, menjelajah hal baru, bahkan sampai menyentuh dunia luar angkasa. Yuk, kita bahas perjalanan kariernya yang seru!
Anak Muda Pemberontak
Tom DeLonge lahir di Poway, California, pada 13 Desember 1975. Sejak kecil, dia udah nunjukin sifat pemberontaknya. Katanya, waktu sekolah dulu, Tom sering bikin guru-gurunya pusing gara-gara kenakalannya. Tapi siapa sangka, dari sifat rebel itulah, Tom justru nemuin jalannya ke musik.
Di usia remaja, Tom mulai main gitar. Nggak lama kemudian, dia ketemu dua temannya, Mark Hoppus dan Scott Raynor, dan boom! Blink-182 lahir. Tahun 1992, band ini mulai ngerilis demo dan tampil di gigs lokal.
Waktu itu mereka cuma sekumpulan anak muda yang pengen main musik dan bersenang-senang. Tapi siapa yang tahu kalau mereka bakal jadi salah satu band punk rock paling ikonik di dunia?
Waktu awal membentuk Blink-182, mereka masih bermain di scene punk lokal yang kecil. Mereka sering manggung di klub kecil dengan bayaran yang nggak seberapa.
Tapi kegigihan mereka akhirnya mulai membuahkan hasil, ketika mereka merilis album Cheshire Cat di tahun 1995. Walaupun belum sukses besar, album ini berhasil menarik perhatian label rekaman yang lebih besar.
Masa Keemasan Bersama Blink-182
Tahun 1999 adalah tahun emas Blink-182. Album Enema of the State meledak di pasaran dengan hits seperti “All the Small Things,” “What’s My Age Again?,” dan “Adam’s Song.”
Musik mereka gampang dicerna, energik, dan penuh humor khas anak muda. Dan tentu saja, gaya Tom yang selalu kocak di atas panggung bikin fans makin cinta.
Album ini nggak cuma membawa Blink-182 ke puncak popularitas, tapi juga menjadikan mereka simbol budaya pop di era 2000-an. Video klip mereka yang lucu dan absurd, seperti parodi boyband di “All the Small Things,” bikin mereka beda dari band punk lainnya.
Selain itu, chemistry antara Tom, Mark, dan Travis Barker (drummer baru mereka sejak 1998), jadi salah satu daya tarik utama band ini.
Tapi, Blink-182 bukan cuma soal musik fun. Di balik liriknya, ada pesan-pesan yang mendalam soal hubungan, kehilangan, dan pencarian identitas. Peran Tom di sini sangat besar, terutama karena dia sering nulis lirik dan menciptakan melodi yang memorable.
Lagu seperti “Stay Together for the Kids”, jadi bukti bahwa mereka juga bisa membawa tema yang serius dengan emosi yang nyata.
Break, Konflik, dan Eksperimen Baru
Seperti banyak band besar lainnya, Blink-182 nggak lepas dari drama internal. Tahun 2005, Tom memutuskan untuk keluar dari band karena perbedaan visi.
Banyak fans yang kecewa, tapi Tom punya alasan kuat. Dia pengen eksplorasi musik yang lebih serius dan dewasa.
Dari situ, Tom membentuk Angels & Airwaves (AVA), proyek musik yang dia gambarkan sebagai “art project.” Musik AVA beda banget sama Blink. Kalau Blink-182 terkenal dengan energi liar dan humor receh, AVA lebih fokus pada suara yang atmosferik, lirik yang filosofis, dan visual yang artistik.
Lagu seperti “The Adventure” dan “Everything’s Magic” jadi bukti bahwa Tom nggak takut keluar dari zona nyaman.
Angels & Airwaves bukan sekadar band bagi Tom; ini adalah platform untuk mengekspresikan ide-idenya yang lebih besar. Dia sering bilang bahwa AVA adalah proyek yang bertujuan untuk “mengubah dunia” melalui seni dan musik.
Bahkan, beberapa album mereka dirilis bersamaan dengan film pendek, atau buku yang mendukung tema album tersebut.
Kecintaan pada UFO dan Proyek Ambisius
Selain musik, Tom juga punya obsesi lain: UFO dan kehidupan di luar bumi. Obsesinya ini bukan sekadar hobi, tapi berkembang jadi proyek serius.
Tahun 2015, dia mendirikan To The Stars Academy of Arts & Science, sebuah organisasi yang fokus pada penelitian ilmiah, penerbitan buku, dan produksi media tentang fenomena luar angkasa.
Banyak yang awalnya skeptis sama proyek ini. Tapi Tom berhasil membuktikan keseriusannya. Bahkan, To The Stars Academy sempat bekerja sama dengan Pentagon, untuk merilis video resmi tentang UFO.
Gila, kan? Dari seorang musisi punk rock, jadi figur yang dianggap serius dalam dunia penelitian UFO.
Tom juga menerbitkan beberapa buku fiksi ilmiah yang terinspirasi dari ide-idenya tentang kehidupan luar angkasa. Salah satu bukunya, “Sekret Machines,” ditulis bersama penulis terkenal, dan mendapat banyak pujian dari penggemar fiksi ilmiah.
Dia menggabungkan fakta ilmiah dengan imajinasi liar, menciptakan cerita yang nggak cuma menghibur tapi juga bikin pembacanya berpikir.
Kembali ke Blink-182
Setelah bertahun-tahun terpisah, Tom akhirnya balikan lagi sama Blink-182 di tahun 2022. Fans di seluruh dunia merayakan momen ini dengan antusias. Rasanya kayak ngeliat teman lama yang akhirnya berdamai setelah bertahun-tahun berseteru.
Dan nggak lama setelah reuni, Blink langsung mengumumkan album baru dan tur dunia. Tom bilang, dia sekarang lebih dewasa dan siap memberikan yang terbaik untuk band yang membesarkan namanya.
Reuni ini juga membawa semangat baru bagi Blink-182. Album mereka yang baru dirilis mendapat sambutan hangat dari kritikus dan fans. Tom mengaku bahwa dia sekarang lebih fokus pada hubungan antar anggota band, memastikan semuanya berjalan harmonis. “Ini seperti keluarga,” katanya dalam sebuah wawancara.
Apa yang Bisa Kamu Pelajari dari Tom DeLonge?
Dari anak muda yang suka bikin onar di sekolah, Tom DeLonge berubah jadi musisi sukses, inovator, dan pengusaha visioner. Dia adalah contoh nyata bahwa seseorang bisa terus berevolusi tanpa melupakan akarnya.
Musiknya, baik bersama Blink-182 maupun Angels & Airwaves, udah jadi soundtrack kehidupan banyak orang. Dan usahanya di bidang penelitian UFO membuktikan kalau mimpi, seaneh apa pun itu, bisa jadi kenyataan kalau kamu serius ngejalaninnya.
Di usia 40-an, Tom masih terus berkarya, baik di musik maupun di bidang lainnya. Dia membuktikan bahwa umur bukan penghalang untuk terus bermimpi dan mencoba hal baru.
Jadi, kalau kamu lagi ngerasa stuck atau nggak yakin sama jalan hidupmu, inget aja kisah Tom DeLonge. Siapa tahu, kamu juga punya “impian dan ambisi” versi kamu sendiri, yang menunggu untuk ditemukan. Dan seperti Tom, jangan takut untuk mengejarnya.